Dapat dari lifull. Dan akhirnya aku pakai-pakai kalau mau tidur. Baunya kuat banget, jadi kadang rada pusing juga sih. Tapi selain soal baunya, aku sih suka aja sama produk ini. Mungkin nanti kalau ini udah habis, mau nyoba beli yang aroma stroberi. Seger kali yaa...

 "Aku boleh pinjem kameranya?"
"Buat kapan?"
"Jumat sampai Senin..."

Aku menghitung dalam hati... hemm, 4 hari. Bukan waktu yang sebentar...


Waktu dapat pesan seperti itu, aku nggak bisa langsung menjawab iya/nggak gitu ajaa. Aku masih menimbang-nimbang, selama 4 hari tersebut apa aku butuh menggunakan kamera tersebut? Aku harus memikirkan betul apa nanti akan ada event atau keperluan lainnya. Jadi aku butuh waktu.

Terlebih lagi, kamera mirrorless ini kamera pertama (dan masih jadi satu-satunya kamera) yang aku beli dari hasil tabungan dan keinginan bertahun-tahun lamanya. Bukan kamera mahal memang, tapi semenjak membelinya kira-kira 2 tahun lalu, aku nyaris selalu bawa kamera ini ke mana aja saat bepergian. Kayak mau pergi nongkrong ke kafe aja, aku petenteng-petenteng bawa kamera ini. Entah nanti akan terpakai atau nggak, yang pasti kamera ini -hampir-harus-selalu aku bawa.

Apa nggak ribet bawa kamera kemana-mana kalau nggak ada event spesial?

Ribet. But it's okay.

Kenapa nggak pakai kamera smartphone aja sih? Kan lebih gampang...

Memang. Masalahnya adalah smartphone yang sudah kurang lebih aku pakai selama 4 tahun ini, kameranya sudah nggak bisa ngambil gambar secara sempurna. Lensanya sudah banyak goresan, yang mungkin karena tergores di saku baju atau entah kena apa. Makanya aku sudah-hampir-nggak bisa mengandalkan kamera smartphone lagi saat ini, dan bawa mirrorlessku ke mana-mana.

Sedangkan, mengambil gambar (memotret) itu menurutku sudah jadi hal yang penting. BANGET.
Teman-teman mungkin sudah paham gimana pentingnya ngambil foto saat ini. Mau posting Instagram, butuh foto. Buat bahan posting di blog, juga butuh foto buat penunjang. Jadi bisa kebayang kan gimana kalau aku harus pisahan sama senjata perang (yang bisa dibilang satu-satunya karena sudah nggak bisa lagi ngandelin kamera smartphone lagi) ku ini?

-----

“Kamu sekali-kali tidak sampai pada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan, apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Q.S. Ali Imran [3]: 92)

-----

Saat sedang mempertimbangkan ide untuk minjemin kamera kesayanganku ke orang lain, aku tiba-tiba keinget ayat ini. Ndak murni inget ayat lengkapnya sih sebenernya, cuma inget intinya aja untuk ngasih sesuatu yang kita sukai ke orang lain.

Ngasih barang atau sesuatu yang kita sukai ke orang lain? Astagaaa... ini susah banget ya nggak sih? Gimana ceritanya bisa ngasih yang kita sukai gitu aja ke orang lain dengan ikhlas?

Jangankan ngasih yaa, minjemin barang atau sesuatu yang kita sukai aja susah bangettt. Ya nggak? Eh atau aku aja nih yang ngerasa kayak gini ya? Nggak ikhlasan banget ya aku orangnya?

Gini...
Mungkin aku bisa aja minjemin kameraku ke orang lain, setelah memastikan nggak ada momen/kerjaan yang harus banget butuh aku foto-foto pada hari itu. Tapi, gimana nanti kalau sudah aku pinjemin terus ternyata kameraku kenapa-napa? Gimana kalau yang aku pinjemin nggak bisa ngejaga dan ngerawat barangku dengan baik? Gimana kalau pas dibalikin ternyata ada yang rusak terus aku harus perbaikin dan biayanya nggak murah? Belum lagi kalau benar misalnya kenapa-napa, terus ada sesuatu yang nggak enak terjadi, aku sama temenku jadi sama-sama gondok-gondokan dan malah bikin pertemanan kami rusak?
Terlalu banyak gimana gimana yang justru makin berat hati untuk minjemin kamera kan jadinyaaa...

Kalau bikin list, buat aku pribadi, kekhawatiran dan keuntungan dari minjemin kamera itu jumlahnya berat sebelah. Jauuuh lebih banyak kekhawatiran atau sisi negatifnya daripada keuntungannya.

Keuntungannya apa?
(Mungkin) Aku sedikit bisa mengalahkan keegoisan melawan diriku sendiri. Dengan mengalahkan ego yang berat untuk meminjamkan barang yang aku suka pada orang lain, aku jadi dipaksa untuk belajar ikhlas. Ikhlas untuk melepaskan saat lagi sayang-sayangnya. Karena bukannya semuanya toh milik Allah? Kita hanya menerima titipan. Lalu kenapa kita merasa memiliki dan berat hati pada sesuatu yang hanya titipan?

Mungkin selain yang satu itu, juga ada keuntungan lainnya. Mungkin. Entahlah. Tapi buat aku saat ini, itu yang terpenting. Berperang melawan diri sendiri. Katanya mau jadi orang yang lebih baik? Masa yang remeh kayak gini aja nggak bisa ngelewatin?

-----

"Iya gapapa pinjem aja. Mau ketemu di mana buat ambil kameranya?"

Kukirim pesan tersebut, sambil memantapkan hati setelah nyaris seharian aku perang batin. Bismillah...

"Eh maaf yaa aku nggak jadi pinjem kameranya. Aku....."

*sekian*

 

Kuliner ikan bakar biasanya cukup banyak digemari. Tapi sayang, biasanya dipatok dengan harga yang cukup menguras kantong. Meski begitu, sebenarnya cukup banyak juga kok warung kaki lima atau tempat makan yang menyediakan menu ikan dengan harga yang nggak bikin kantong jebol. Sebut saja seperti Ikan Bakan Seafood Genteng Besar yang pernah aku tulis juga di sini.

Dan kali ini, aku nyobain tempat makan ikan bakar lainnya di Surabaya. Ikan Bakar 3s Keputih. Tempat ini rekomendasi dari salah satu sepupu tercintah, yang bilang ngiler pingin ayam saus telur asinnya yang enak dan murah. Dari situ kemudian kami sepakat berburu makanan ke sini naik delman istimevvah ku duduk di muka… *eh

Aneka kuliner dengan saus telor asin selama ini memang hampir selalu sukses bikin aku ngiler. Sausnya yang menonjolkan rasa telur asinnya itu khas banget. Meski sebenarnya aku nggak terlalu suka makan telur asin, tapi kalau diracik jadi saus sih aku nggak bisa nolakkk. Hahaha.

Jadi itulah kenapa waktu makan di sini, selain karena dengar-dengar katanya yang paling favorit di sini adalah saus telur asinnya, makanya aku nggak melewatkannya. Gurami saus telur asin dan ayam saus telur asin jadi salah satu menu pilihan kami...

Waktu diberitahu sepupuku, awalnya aku nggak berani berharap banyak. Karena selama beberapa kali aku makan saus telur asin, nggak semuanya patut diacungi dua jempol. Susah susah gampang lah menurutku cari kulineran yang saus telur asinnya TOP. Eh tapi ternyata, saus telur asin di sini ternyata beneran enak. Cuma sayangnyaa, porsinya nggak terlalu banyak. Mungkin karena harganya juga yang emang murah (sekitar 15k -- rata-rata menu ikan di sini harganya 15k) sih yaaa.

Ikan gurami dan potongan ayamnya juga nggak terlalu besar. Tapi menurutku, dengan harga 15ribuan sih ini, worth it banget lah!

 

Menu lain yang kami pesan adalah gurami bakarnya. Berbeda dengan menu saus telur asin tadi, menu yang ini menurutku nggak terlalu istimewa. B aja kalau bahasa kekiniannya mah. Cuma emang sambelnya, meski nggak terlalu pedas menurut seleraku, itu enak. Aroma sedapnya tuh dapet. 

Sama halnya dengan menu ikan bakar tadi, cumi-cumi dan baby kailan yang kami pesan juga B aja lah. Nggak ada yang istimevvah. Dan (lagi) kemungkinan karena memang harganya yang murah beutt, jadi porsi cumi-cuminya juga nggak banyak. Nggak seimbang dengan porsi kuahnya, jadi mereka malah keliatan kayak berenang-renang bahagiaaa…

Ikan bakar 3s ini sendiri ada di jalan kecil. Tepatnya di Jl. Keputih Utara, Keputih, Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur 60111. Tempatnya juga nggak terlalu gede, dengan tempat parkir mobil yang cukup nggak nyaman. Jadi kalau teman-teman ada yang mau coba makan di sini, mungkin lebih baik naik motor atau pakai jasa taksi/ojek online saja. Jadi nggak perlu pusing nyari tempat parkirnya.

Di jalanan yang sama pada ujung jalan yang berbeda, juga ada tempat makan ikan bakar dengan menu dan harga yang (sepertinya) nyaris sama. Entah bedanya apa aku juga kurang paham sih, belum sempet nyobain ke sana. Barangkali ada teman-teman yang bisa kasih tahu?

Overall, aku sih seneng-seneng aja makan di sini, terutama sama menu paling favoritnya saus telor asin yang enak dan murah. Kalau ke sini rame-rame atau mau traktir-traktir, kayaknya nggak perlu khawatir bakal habis banyak. Waktu kemarin aku dan sepupu-sepupu ke sini, kami berempat dengan pesanan 3 porsi nasi putih, ayam saus telur asin, gurami saus telur asin, gurami bakar, cumi-cumi, baby kailan dan 4 aneka macem minuman, totalnya sekitar 80k saja. Nggak sampai 100k sudah dapat banyak dan kenyang. Bahagia toh? :D

Sudah beberapa bulan terakhir, aku lagi nyari-nyari sleeping mask. Sampai kemudian nemu review-review sleeping pack bubble tea ini.

Awalnya aku penasaran karena bentuknya yang lucu. Lucuuu bangett! Mirip kayak kemasan minuman. Apalagi ada bubble tea yang beneran bisa dipencet-pencet. Hahahaa...


Setelah mempertimbangkan beberapa lama karena harganya yang lumayan mahal (di online shop rata-rata harganya sekitar 150ribuan), akhirnya awal bulan kemarin aku beneran beli ini juga. Menyisihkan bucket list lainnya (ada Neogen Bio Peel Lemon sama Nature Republic Aloe Vera 92% Soothing Gel yang aku pengen) yang belum kebeli juga sampai hari ini. lol.

Sebenarnya sleeping pack ini ada 3 varian...

Dari 3 varian itu, aku beli yang green tea, yang fungsinya buat bikin kulit clear and clean. Fokusku sampai hari ini masih soal "ngebersihin" jerawat. Makanya aku beli yang green tea aja. Mungkin nanti selanjutnya, setelah ini habis (dan setelah ngumpulin uang lagi), aku mau coba beli yang strawberry. Demi hasil kulit se-flawless punya Song Hye Kyo. Mwahahahaa. *halah ngayal aja teruss*.

Yang aku syebel dari produk ini tuh kemasannya yang kecil, jadi isinya nggak terlalu banyak. Sudah gitu, IMHO, antara jumlah bubble tea dan gel-nya itu nggak seimbang. Banyakan gel-nya beuttt! Dengan harga seratus ribu lebih dan produk yang nggak terlalu besar, aku masih ngerasa sleeping pack ini cukup mahalll. Kalau dipakai tiap hari, bisa bikin cepet kantong kempes :(( Jadi makanya biar nggak cepet habis, aku pakainya nggak tiap-tiap hari banget. Paling sekitar 3-5x seminggu lah. Selang-seling sama bio oil atau masker lainnya.

Tapi overall, sejauh ini sih aku suka sama sleeping pack ini. Tiap pagi abis bangun tidur, aku jadi suka ngadep kaca berlama-lama sambil cubit-cubit-gemesh-pipiku sendiri. LOL.

Kalau teman-teman ada yang punya pengalaman pakai sleeping pack ini juga nggak? Menurut kalian gimana? Boleh dong ceritain pengalaman kalian :)

Kalau dipikir-pikir, selama ini kalau travel, aku lebih sering jalan sama teman-teman. Teman kuliah, teman kantor, teman les, atau temen main. Kayak misalnya waktu naik gunung ke Merbabu tahun lalu itu. Itu juga bareng sama teman. Pernah juga solo travel, tahun 2012  semingguan sebelum wisuda. Tapi belum pernah travel berdua doang sama si Kiki, adikku. Padahal aku dari dulu kepingin banget ngajak dia jalan entah kemanaa gitu. Tapi ya gituu… tiap kali mau travel bareng tuh ada aja halangannya. Yang kita sibuk kuliah lah, kerja lah, dll dll. Nggak bisa bisaaa. Mau jalan bareng ke Malang yang cuma butuh waktu sekitar 3 jam dari Surabaya aja nggak jadi-jadi. Lama-lama sebel juga kannnn…

Rencana terbaru (yang kemudian gagal juga) kemarin, aku sama adikku pengen ke Jogja bareng pas dia libur semester. Tapi ternyataaa… dia harus ambil magang di semester ini. Sudah gitu jadwal magangnya 2-3 bulan pulak. Otomatis dia udah nggak punya sisa waktu libur lagi sampai libur kuliah usai. Sedang di semester berikutnya dia udah harus KKN dan siap-siap mulai nyusun skripsi. Jadi kapan kita liburan barengnyaa donggg?

Kalo dipikir-pikir kasihan juga sih yaa dia. Apalagi dia udah lumayan lama nggak liburan juga. Makanya aku pikir, sebelum nanti dia makin sibuk sama skripsinya, aku mau ngasih dia kejutan buat liburan bareng. Tapi kenapa sih aku ngebet harus banget liburan bareng sama saudara?

Rencana liburan ini cukup istimevvah buat aku. Makanya itu aku juga pengennya nggak asal-asalan. Aku pengen, kami punya kenangan liburan yang benar-benar berkesan. Lalu, ke mana aku mau ngajak dia liburan?

Ke Labuan Bajo!

Yes!

Labuan Bajo!

Kami sama-sama belum pernah ke luar Jawa, belum pernah liburan jauh. Aku juga udah lama banget ngiler pengen ke sana gegara sering liatin foto teman-teman yang seliweran di Instagram. Makanya itu, sekalinya punya kesempatan, aku beneran pengen ngajak dia ke sana.

Kapan?

Akhir tahun ini!

Hahahaha. Masih lama sih.  

Lalu, apa aja yang harus dipersiapkan dari jauh-jauh hari untuk liburan ini?

1. Hunting tiket & akomodasi
Akhir tahun memang masih lama sih. Tapi demi mendapatkan harga minimalis terbaik, nggak ada salahnya kan nyari dari jauh-jauh hari? :)

Maka aku buka-buka website maskapai serta beberapa situs penyedia jasa pemesanan tiket dan penginapan. Dari situ kemudian aku baru tahu, kalau ternyata kita bisa langsung pesan tiket transportasi & akomodasi dalam satu paket. Iya loh beneran satu paket. Kita tinggal masukin aja dari mana - mau ke mana, tanggal berapa, berapa orang, sama mau nginep berapa lama. Lalu semuanya secara ajaib langsung muncul dengan lengkap pilihan tiket pesawat serta hotelnya. Gampang banget kayak gini….

Eh, serius bisa? Lewat apa? Pesan di mana?

Di traveloka.
 

Waah… kalau bisa langsung pesan dalam satu paket gini jadi gampang dan menghemat waktu banget kan? Udah nggak perlu lagi loh lama-lama nyari dan pesen satu per satu. Udah gitu ada banyak banget lagi pilihan hotelnya dengan macem-macem harga dan fasilitas. Bisa juga disesuaikan dengan keinginan dan budget kita. 

Karena pilihannya cukup banyak dan beragam, aku jadi bisa bandingin satu per satu. Misalnya seperti aku pengennya nyari hotel yang suasana dan interiornya kayak gimana, lokasinya di mana, ada pemandangan apa yang bisa dinikmatin dari hotelnya, dll. Review dari pengunjung juga bisa dilihat di sana. Jadi nggak kayak beli kucing dalam karung kan?

Dan setelah lihat-lihat pilihan hotelnya, aku akhirnya pilih hotel ini…

Aku pilih hotel itu gara-garanya tergoda sama kolam renangnya yang ngadep laut donggg…

Kan asik ya kalau sore-sore renang di situ sambil menikmati sunset. Hihihiii….

Sudah dapat tiket pesawat dan hotel, kemudian tinggal isi data dan proses pembayaran. Wow! Ini prosesnya mah gampang bangett. Pilihan pembayarannya juga macem-macem, nggak cuma lewat transfer atau credit card doang. Kalau lihat di list pilihan pembayarannya sih, kayaknya ke depannya juga bakal bisa bayar lewat Indomaret sama Alfamart nih. Jadi makin gampang banget kalau mau transaksi lagi.

Sudah gitu karena sebelumnya udah sempet lihat-lihat harga kalau pesan tiket pesawat dan hotelnya secara terpisah, waktu lihat total tagihan akhir sebelum pembayaran, ternyata kalau pesan dalam sepaket gini harganya jadi lebih murah dibanding waktu pesan tiket dan hotel secara terpisah. Senang bangettt nih! Mayan kan selisih uangnya itu bisa dipake buat tambahan beli oleh-oleh :D

Ini buat teman-teman yang juga punya rencana liburan, bisa coba juga loh booking tiket & hotel dalam satu paket kayak aku gini di sini. Kemungkinan kalian juga bakal seneng ngerasain kemudahan kayak gini. Bisa menghemat waktu, gampang, lebih murah dibanding pesan secara terpisah pula! Cobain deh.

2. Ijin Cuti
Udah beres urusan tiket dan akomodasi, selanjutnya aku juga kudu siap-siap ajuin cuti dari jauh-jauh hari. Soalnya biasanya kalau menjelang akhir tahun dan tahun baru gitu kan teman-teman yang lain juga mungkin pada mau liburan kan? Jadi biar nggak nyusahin orang, dan iji cutinya di-acc, aku kudu segera ngajuin ijin cuti jauh-jauh hari nih.

Hemmm… rencana liburan sama si adek akhirnya udah disusun dari jauh-jauh hari. Semoga aja nanti gaada halangan mendadak yang bikin rencana liburan jadi berantakan. Kira-kira teman-teman ada saran nggak ya gimana biar rencana liburan ini nggak gagal?