Kalau aku, yang wajib dipertimbangkan dan dicari tau itu:

1. Biaya. Bukan cuma nominal uang masuk dan spp, tapi juga iuran/kas bulanan dll. Kadang kegiatan di luar sekolah, misal undangan ulang tahun teman si anak, itu juga kalo diitung-itung jatuhnya lumayan ga sih?

2. Metode di sekolah. Bisa juga sih ditanyain kira-kira nanti akan ada tugas (PR) dari sekolah nggak? Kalau ada, seperti apa? Jadi kalaupun ternyata ada PR dari sekolah, kita sebagai orang tuanya, siap mendampingi anak ngerjain PR nya. Jangan salah. Sekarang banyak kok sekolah yang kasih PR ke anak-anak preschool.

3. Value atau visi-misi sekolah. Kira-kira sejalan ga nih sama value keluarga kita? Bukan berarti yang satu jelek yang satu bagus. Tapi kadang kalau value atau visi-misinya nggak sama, kan jadi bikin bingung di tengah jalan. Misal, di sekolah diajarin nggak boleh tepuk tangan dan nyanyi. Tapi di rumah hobby nyanyi. nah apa nggak bingung tuh si anak?

4. Do & don't sekolah. Misal, di sekolah boleh ngerayain ulang tahun nggak? Boleh pakai jam tangan/perhiasan nggak buat anak perempuan? Anak boleh diantar sekolah sampai kelas atau hanya sampai gerbang sekolah?

5. Fasilitas sekolah. Maksudnya bukan berarti harus ada fasilitas ini itu yang macam-macam, tapi bisa juga bagaimana sekolah merawat fasilitas tersebut. Misalnya, kebersihan kamar mandi gimana? Anak dapat makan siang nggak di sekolah?

6. Setiap kelas maksimal ada berapa anak? Berapa pengajar tiap kelas? Kalau misalnya anak telat dijemput, ada pengajar/pihak sekolah yang bisa nemenin si anak dulu nggak sampai penjemput datang?

7. Pengajar berkenan nggak sharing dengan orang tua anak tentang perkembangan/kendala anak di sekolah/rumah?

8. Cara pihak sekolah/pengajar mengatasi problem si anak. Misalnya, kalau anak susah diam dan tidak mau ikut aturan di kelas apa tindakan pengajar/sekolah?

Aku dulu nanyain juga kalau misalnya, anak berantem/menyakiti temannya di sekolah, kira-kira gimana tindakan sekolah/pengajar?

Karena dulu pernah, waktu anakku di daycare yang lama, dia sempat dijudge "suka menyakiti" sama pengasuh di daycarenya. Jadi bukannya mencoba memahami kenapa si anak kayak gitu, tapi jatuhnya malah kayak terlalu menyudutkan dan menyalahkan anak, serta orang tua.

Disclaimer: aku tidak membenarkan tindakan anak yang menyakiti yaa. tapi ada banyak cara menghadapinya selain menyudutkan anak kan?

9. Ada jadwal sharing rutin nggak dari sekolah? Misal setiap akhir semester atau tiap beberapa bulan sekali.

Banyak nggak? hahahaha. Nggak sih kayanya. Ini masih cukup basic kok. Biasanya kalau nanya-nanya tentang sekolah, nanti akan muncul pertanyaan-pertanyaan lain sih. Atau kamu ada list pertanyaan waktu survei sekolah anak?

Setelah kemarin drama berhenti mengASIhi saat tidur malam hari berlalu, perlahan akhirnya kami (aku & anak keduaku) naik level ke drama “MENYAPIH”.

Yupp, anak keduaku memang belum genap usia 2 tahun saat ini. Tapi aku dan suami mempertimbangkan untuk mulai menyapih lebih awal. Karena beberapa alasan. 

Jadi berawal dari jumlah ASI yang sudah nggak banyak dan kebutuhan anakku udah banyak dari makanan utama, aku memutuskan udah nggak pumping lagi 3 bulan lalu. Anakku cuma ASI kalau lagi sama aku, yang mana itu biasanya saat malam hari pulang kerja atau saat hari libur aja. Karena makin lama makin jarang mengASIhi — apalagi udah nggak ASI kalau pas jam tidur malam — otomatis jumlah ASI ku juga makin berkurang. Ditambah aku beberapa kali harus keluar kota nginep kan. Kadang kalau aku lagi mengASIhi dia juga lama-lama berasa sakit, karena emang udah nggak banyak yang keluar.

Dengan pertimbangan-pertimbangan itu, jadi yaaa… akhirnya aku dan suami memutuskan untuk menyapih anakku lebih awal. Nggak sampe genap usia 2 tahun. Agak ngerasa bersalah sebenernya. Tapi yaaa gimana donggg :((

Tapi mungkin karena beberapa faktor itu, akhirnya proses menyapih pun jadi jauh lebih mudah.

Aselik!! Aku pun nggak nyangka lho akan semudah itu.

Di rumah, aku dan suami cuma sering sounding kalau dia udah cukup besar dan waktunya disapih. Sesekali kakaknya ikutan sounding juga. Lalu, udah. Dia tiba-tiba aja udah lulus proses menyapih.

*****

Dulu aku kayanya pernah cerita tentang proses menyapih si kakak. Tapi aku kok lupa share di mana. Ntah di instagram atau di blog sini. Coba deh nanti aku cari-cari. Kalau ternyata dulu aku nulisnya di instagram, mungkin aku akan share ulang di sini biar lebih gampang dibaca-baca lagi.