Setidaknya.

10.09

Disclaimer: tulisan ini hanya tulisan curhat. skip aja!


Pagi-pagi buka twitter dan nemu thread itu.

Anyone can relate?

Aku sering ngerasa kayak gitu. Ngerasa capeeekkk bangettt. Bukan dalam artian capek secara fisik. Tapi kayak capek hati. Salah satu penyebab utamanya karena "ngerasa" terbebani sama ekspektasi. Ekspektasi orang-orang terdekat. Ekspektasi mereka yang tercinta. Persis kayak yang dibahas di thread itu.

No!
Itu bukan salah orang lain.
Benar-benar bukan salah mereka!

Sebagai orang-orang yang sayang aku, jelas mereka pinginnya aku jadi orang yang "baik", "sempurna" dan "unggul". Aku, sebagai orang yang mereka sayang dan juga sayang sama mereka, juga jelas pingin jadi orang "baik", "sempurna" dan "unggul". Sebaik, sesempuran dan seunggul mungkin seperti yang mereka (dan mungkin aku?) inginkan. Aku pun mungkin secara nggak sadar juga sudah melakukan hal yang sama ke orang lain.

Tapi nyatanya, hidup nggak selalu berjalan seperti yang diinginkan.
Sayangnya, aku (mungkin juga orang lain?) sering lupa hal itu.

Jadi saat punya ekspektasi tinggi, berharapnya tercapai dan sukses semuanya. Lupa mengingatkan kalau ada kemungkinan (yang mungkin saja besar) untuk gagal. Lupa menyadari itu dari awal. Jadi begitu sadar, semuanya udah telat. Karena udah telat, lalu berakibat kecewa, sedih dan stres (parahnya bisa depresi).

Parahnya lagi, saat ada di titik tersebut, perasaan itu dipendam sendiri. Alasannya karena nggak pingin membebani orang lain. Karena nggak pingin orang lain ikut sedih. Karena nggak pingin merepotkan orang lain. Alhasil makin dipendam sendiri, makin membusuk dan membebani diri sendiri. Makin lama makin capek. Makin stres.

Kalau udah capek kayak gitu, bawaannya pengen ambil jalan pintas.

Bunuh diri? Nggak berani. Takut dosa. Takut sakit pas proses menuju matinya. Iya kalau mati? Kalau nggak?

Terus? Pengennya kabur. Pergi yang jauh.

I know. Itu bukan menyelesaikan masalah. Malah mungkin cuma jadi masalah baru. Tapi setidaknya, nggak ada perasaan terbebani ekspektasi orang-orang tercinta lagi. Setidaknya, mereka tahu kenyataannya, kalau aku nggak bisa menuhi ekspektasi mereka dan nggak akan punya ekspektasi apa-apa lagi ke aku. Setidaknya.

You Might Also Like

0 comments