aku dalam doa mereka

17.32

Beberapa hari ini aku sedang berada di galau tingkat maksimal dewa propinsi sejagat raya yang besarnya tak terkira. Orang-orang terdekatku dan beberapa teman-teman socmedku (fb, twitter, dan plurk) mungkin juga tau apa yang aku alami. Karena saat kegalauan ini menghinggapiku, hampir aku slalu menuliskannya di akun socmedku. Isinya?? Tentu saja nyampah, nyampah dan nyampah tentang Tugas Akhir (skripsi) ku. Bahkan bio akun twitterku pun aku ganti! Galau karena TA. Kurang keren apalagi coba?

Yang bikin galau adalah, progress TA yang ku ambil ini sedikit nyeleneh. Bukan bidang yang aku sukai, apalagi kuasai. Yaahh...itu sih karena memang gaada yang aku benar-benar kuasai dari selama aku 4taun kuliah. Goblok banget kan aku?? *pentung

Ditambah lagi, iri ngeliat beberapa temen kuliah dan senior sudah lulus duluan, yang sekarang mulai sukses merajut mimpi indah dan kerja mapan. Kalau ketemu sodara, kenalan, temen-temen SMA yang sudah lulus juga, sering ditanyain "sudah lulus? kerja dimana sekarang?". Duh! Boro-boro kerja, ini aja pengen lulus masih susahnya minta ampun. Kampus masih cinta aku dan belum ingin melepasku -__-"

Waktu berlalu, kurang lebih sebulan yang lalu dapet info pendaftaran sidang gelombang terakhir untuk semester ganjil ini akan dibuka minggu kedua bulan Januari. Antara keinginan untuk segera menyelesaikannya dengan kemampuan yang masih payah dan waktu yang mepet bertemu dan bercengkrama jadi satu. Bagaikan tiba-tiba tumpah ruah dari atas, tepat mengenai kepalaku. Seketika beberapa urusan dan hal lain menguap dari pikiranku. Pagi, siang, malam isinya cuma "kencan" sama lepi tercintah. Sedang menyusuri jalan setapak tiba-tiba sampai di jalan buntu. Nah! Mau maju, di depan ada tembok besar Cina menghadang. Mau mundur, melihat jalan panjang dibelakang yang sudah dilalui dengan susah payah sudah melambaikan tangan pertanda tak ingin ditemui lagi. Stuck! (T_T)



Nyoba beberapa usaha, sercing-sercing nyari peta jalan keluar belum nemu. Clingak-clinguk nyari orang yang ngerti dan bisa nunjukin jalan juga belum ketemu. Aaarrgghhh....

Sempat down dan berpikir untuk melepaskan derita yang membelenggu ini begitu saja. Aku ingin bercerai dengannya! Meski tidak dengan cara damai!

Namun kemudian kedua orang tua yang tak pernah lelah mendukung dan mendoakanku memberiku dorongan semangat. Aku ingat kata ibuku, "Ini salah satu rintangan yang harus kamu lalui dalam hidupmu. Kalau batu sekecil ini saja kamu tak bisa melewatinya, gimana kamu bisa melewati batu besar di depan jalanmu nanti?". Aku menangis memikirkan kata-kata beliau.

Dalam tangisku, aku melihat sosok ayah dengan badannya kurus terbatuk-batuk di depan mataku. Kuruuusss sekali. Sampai tonjolan-tonjolan tulangnya terlihat sangat jelas, terbungkus kulit hitam yang terbakar sinar matahari. Pikiranku memberontak mengingat Ayah dan Ibu yang setiap hari bekerja keras demi menyekolahkanku. Tak peduli panas terik dan hujan deras mereka terjang. Sakit dan lelah tak mereka rasakan. Keinginan mereka sederhana. Mereka hanya ingin melihat anak mereka mendapat pendidikan yang baik, lulus dengan baik, bekerja yang baik dengan baik, dan hidup dengan baik!

Saat itu kemudian aku bertekad, Aku tak boleh mengecewakan mereka! Aku harus segera lulus dengan nilai baik dan membuat mereka bahagia...

Aku mulai mendapatkan kembali semangat-semangat ku yang sempat mengudara meninggalkanku. Mereka lah motivasiku! Kemudian aku mulai berjalan, terus berjalan walau tak tau arah. Hanya berjalan dan berjalan, berharap segera sampai tujuan. Hingga di tengah jalan, aku lagi-lagi mendapat dukungan dari orang-orang yang menyayangiku. Selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa...

Ada beberapa orang disana yang rajin mendukung dan menghiburku saat aku terpuruk sperti ini. Melalui sms-sms dan telponnya mengingatkanku untuk tetap sabar dan semangat. Meyakinkan aku sanggup melewati tahap ini. Karena didunia ini bukan aku seorang yang galau mengerjakan Ujian terakhir untuk menyelesaikan S1. hahaa...

Aku tersadar, ternyata masih banyak orang yang menyayangiku, dan tulus menyebutku dalam lantunan doa-doa suci mereka. Sahabat-sahabat yang tak pernah melupakanku! Sahabat-sahabat sejak SMA yang tetap ingat aku meski mereka sedang berkumpul dan bersenang-senang bersama. Memaklumiku karna tak bisa ikut menghabiskan waktu berkumpul bersama mereka.

Sore itu, saat aku tak bisa ikut kumpul bareng, mereka kemudian membicarakanku. Bukan menggosip tentang keburukan ku, tapi mereka "merapatkan" mengenai kesulitan yang aku hadapi. Kemudian...
Mereka secara bersama-sama, mendoakanku! Mendoakan kesuksesanku! Berdoa agar aku diberi kekuatan dan kesabaran. Mendoakan agar aku bisa segera menyelesaikan S1 dengan baik!
Aku menangis terharu mengetahui hal ini. Selalu ada orang-orang yang mendukung dan berdoa untukku. Terima kasih sahabat-sahabatku terkasih :))

Dan aku yakin, saat mengalami hal sulit, ada hikmah tersendiri buat kita semua. Diluar sana, banyak yang menyayangi kita ^^

You Might Also Like

2 comments

  1. jadi terinspirasi lagu ini

    Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
    Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
    Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
    namun kau tetap tabah hm...
    Meski nafasmu kadang tersengal
    memikul beban yang makin sarat
    kau tetap bertahan

    Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
    Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
    Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
    kini kurus dan terbungkuk hm...
    Namun semangat tak pernah pudar
    meski langkahmu kadang gemetar
    kau tetap setia

    Ayah, dalam hening sepi kurindu
    untuk menuai padi milik kita
    Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
    Anakmu sekarang banyak menanggung beban

    semangat dunk...
    pasti ada jalan kok :D

    BalasHapus