Belanda berhasil gagalkan Slovakia

11.20

DURBAN - Kejutan Slovakia di pentas Piala Dunia 2010 akhirnya dihentikan oleh Belanda. Tim yang disebut Giant Killer setelah menyingkirkan juara bertahan Italia itu menyerah 1-2 (0-1) di Stadion Moses Mabhida, Durban, tadi malam.

Kedua negara sejatinya sama-sama terjun dengan kepercayaan diri tinggi di babak 16 besar. Slovakia percaya diri lantaran menyingkirkan salah satu favorit juara, sedangkan Oranje -julukan Belanda- mendapatkan konfidensi menyusul pulihnya winger Arjen Robben.

Ya, untuk kali pertama sepanjang perhelatan Piala Dunia 2010, pelatih Belanda Bert van Marwijk berani menurunkan dia sejak menit pertama. Robben menjawab kepercayaan sang pelatih dengan gol cantik pada menit ke-18. Diawali solo run dari tengah lapangan, dia melewati tiga defender Slovakia sebelum melepaskan tendangan mendatar yang tak mampu diantisipasi kiper Jan Mucha. Wesley Sneijder menggandakan keunggulan Oranje enam menit sebelum laga bubar.

Gol hiburan buat Slovakia dicetak Robert Vittek dari titik penalti sesaat sebelum peluit panjang berbunyi. Wasit Alberto Undiano menunjuk titik putih setelah Vittek dijatuhkan kiper Maarten Stekelenburg di depan mulut gawangnya.


"Semuanya berjalan menyenangkan hari ini (kemarin, Red). Memang seperti itulah seharusnya Piala Dunia," kata Robben dengan raut berseri-seri, sebagaimana dilansir Reuters. "Mungkin itu belum merupakan laga terbaik kami. Tapi, yang lebih penting, kami lolos ke perempat final," lanjutnya.

"Buat saya, bisa main sejak awal laga menjadi kepuasan tersendiri. Hanya tiga pekan setelah saya mendapatkan cedera," tuturnya. Robben memang mengalami cedera engkel dalam uji coba melawan Hungaria awal bulan ini. "Rasanya, tidak terlalu banyak waktu untuk memulihkan diri. Tapi kenyataannya, hari ini saya merasa sangat sehat. Belum seratus persen, tapi sudah nyaman untuk bermain," lanjut winger Bayern Munchen tersebut.

Turunnya Robben sejak awal memang membuat lini tengah Belanda lebih hidup. Meski Slovakia berusaha bermain dengan determinasi tinggi seperti ketika mengalahkan Italia, penggawa Belanda mampu mengimbangi tempo mereka. The Fighting Jondas -sebutan Slovakia- juga tidak beruntung lantaran akurasi tendangan yang buruk sehingga beberapa usaha mereka kandas.

Kritik atas lini depan yang kurang tajam membuat Belanda menggila pada babak kedua. Saat itu Slovakia sama sekali tidak memiliki ruang tembak. Namun, pertahanan kuat yang digalang anak buah Vladimir Weiss membuat mereka hanya mampu melepaskan tembakan dari jarak jauh. Akibatnya, kans mencetak gol tambahan sangat tipis. Baru pada menit-menit akhir Oranje mampu membongkar benteng tersebut.

Dengan kemenangan itu, Belanda sangat mungkin harus berhadapan dengan Brazil di perempat final. Dini hari tadi, juara dunia lima kali tersebut masih bentrok dengan Cile. Jika melihat sejarah, tren penampilan, maupun kualitas individu lini per lini, Brazil tidak akan kesulitan mengatasi negara tetangganya tersebut.

Jika demikian, laga itu bakal menjadi ulangan perempat final Piala Dunia 1994 yang digeber di Amerika Serikat. Saat itu Brazil mempecundangi Belanda dengan skor 3-2. Tiga gol Samba -sebutan Brazil- dicetak Romario, Bebeto, serta Brancho. Sedangkan gol Belanda disumbangkan Dennis Bergkamp dan Aaron Winter.

Empat tahun berselang, di Piala Dunia 1998 Prancis, keduanya bentrok lagi. Dalam turnamen yang menjadi Piala Dunia terakhir Dunga sebagai pemain, kedua negara bertemu di semifinal. Kali ini pertandingan berjalan lebih alot. Hingga perpanjangan waktu berakhir, skor masih 1-1. Brazil akhirnya bablas ke final setelah menang adu penalti 4-2.

Namun, kisah-kisah masa lalu tidak selamanya berpihak kepada Brazil. Negeri yang terkenal dengan gaya sepak bola cantik jogo bonito itu pernah sekali takluk pada Belanda. Tepatnya pada Piala Dunia 1974 yang digeber di Jerman Barat. Mereka bertemu di fase grup babak kedua.

Kala itu Belanda yang masih diperkuat legenda Johann Crujff, plus ditangani pelatih kenamaan Rinus Michels, menang 4-2. Berkat kemenangan tersebut, Belanda lolos ke final. Sayang, langkah mereka terhenti di tangan tuan rumah Jerman Barat. Itulah pencapaian tertinggi Oranje di Piala Dunia.

Nah, bagaimana pertemuan kali ini? "Ya, tentu kami sudah memperkirakan bakal bertemu Brazil. Penampilan seperti tadi tidak cukup untuk meloloskan kami ke semifinal. Sudah pasti kami harus banyak berbenah," terang Robben.

Dilihat dari perjalanan kedua tim di Piala Dunia kali ini, rekor Belanda sebenarnya lebih mengilap. Wesley Sneijder dkk mengumpulkan nilai penuh sembilan setelah menyapu tiga kemenangan di grup E. Sedangkan Brazil gagal memperoleh kemenangan mutlak setelah ditahan imbang Portugal di laga terakhir grup G (25/6).

Ketika Robben tampil sebagai starter seperti tadi malam, Belanda menjadi jauh lebih berbahaya. Lini tengah lebih kreatif, organisasi antarlini pun lebih rapi. Tak heran kalau dia meraih predikat sebagai man of the match tadi malam.

"Permainan anak-anak tadi sangat fantastis. Terutama karena ada Robben. Dialah yang paling fantastis," ucap Van Marwijk kepada AFP. "Setelah cedera cukup berat, dia kembali ke lapangan dan mencetak gol. Kami semakin percaya diri dengan adanya dia di antara kami," imbuhnya.

"Yang penting pemain jangan cepat puas. Mereka harus tetap fokus pada tujuan awal, yakni memenangi Piala Dunia," tegas De Boer, seperti dikutip AFP. (na/c2/iro)

http://jawapos.com

You Might Also Like

0 comments